manfaat limbah cangkang kelapa sawit
Industri pengolahan kelapa sawit saat ini milliki prospek yang cerah
untuk masa depan seiring dengan tantangan industri masa depan yaitu
penggunaan bahan baku industri yang ramah lingkungan serta ketersediaan
bahan baku dapat diperbaharui (renewable). Kelapa sawit (Elleis
Guinensis) merupakan salah satu sumber minyak nabati yang penting di
Indonesia. Kelapa sawit mengandung kurang lebih 80 % pericarp dan 20 %
yang dilapisi dengan cangkang sawit.
Hasil dari pada pengolahan kelapa sawit selanjutnya dapat digunakan
dalam berbagai bidang terutama industri makanan, kosmetik, sabun, cat,
bahkan akhir-akhir ini sedang digalakkan penggunaanya dari minyak kelapa
sawit sebagai bahan baku pembuatan bahan bakar alternatif. Produksi
minyak kelapa sawit dan konsumsi minyak nabati menunjukkan peningkatan,
sehingga untuk menghadapi persaingan pasar bebas perlu dikaji dan
dikembangkan kualitas dan kuantitas dari minyak kelapa sawit.
Produk samping dari pengolahan kelapa sawit adalah cangkang sawit
yang asalnya dari tempurung kelapa sawit. Cangkang sawit merupakan
bagian paling keras pada komponen yang terdapat pada kelapa sawit. Saat
ini pemanfaatan cangkang sawit di berbagai industri pengolahan minyak
CPO belum begitu maksimal. Ditinjau dari karakteristik bahan baku, jika
dibandingkan dengan tempurung kelapa biasa, tempurung kelapa sawit
memiliki banyak kemiripan. Perbedaan yang mencolok yaitu pada kadar abu
(ash content) yang biasanya mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan
oleh tempurung kelapa dan cangkang kelapa sawit.
Cangkang sawit memiliki banyak kegunaan serta manfaat bagi industri,
usaha dan rumah tangga. Beberapa diantaranya adalah produk bernilai
ekonomis tinggi, yaitu karbon aktif, asap cair, fenol, briket arang, dan
tepung tempurung.
Secara garis besar, cangkang sawit yang sering dibicarakan orang, memiliki kegunaan sebagai berikut:
- Sebagai bahan baku arang (sawit) atau charcoal.
- Sebagai bahan bakar untuk boiler.
- Bahan campuran untuk makanan ternak.
- Cangkang sawit dipakai sebagai pengeras jalan/pengganti aspal, khususnya di perkebunan sawit.
- Dan kegunaan lainnya.
Dengan adanya ilmu pengetahuan dan teknologi maka beberapa hasil
samping pertanian kelapa serta sawit seperti tempurung, sabut, serta
cangkang sawit dapat diolah menjadi produk yang memiliki nilai ekonomi
yang tinggi, seperti arang tempurung kelapa yang sangat potensial untuk
diolah menjadi arang aktif.
Dengan meningkatnya produksi arang aktif yang menggunakan bahan dasar
tempurung kelapa maka akan mengakibatkan terjadinya pencemaran udara
karena adanya penguraian senyawa-senyawa kimia dari tempurung kelapa
pada proses pirolisis. Pada proses pirolisis juga dihasilkan asap cair,
tar dan gas-gas yang tak terembunkan.
Asap cair yang merupakan hasil sampingan dari industri arang aktif
tersebut mempunyai nilai ekonomi yang tinggi jika dibandingkan dengan
dibuang ke atmosfir. Asap cair diperoleh dari pengembunan asap hasil
penguraian senyawa-senyawa organik yang terdapat dalam kayu sewaktu
proses pirolisis.
Penggunaan asap cair terutama dikaitkan dengan sifat-sifat fungsional
asap cair, diantaranya adalah sebagai antioksidan, antibakteri,
antijamur, dan potensinya dalam pembentukan warna coklat pada produk.
Asap cair dapat diaplikasikan pada bahan pangan karena dapat berperan
dalam pengawetan bahan pangan.
Tujuan semula dari pengasapan adalah menghambat laju kerusakan
produk. Namun dalam perkembangannya tujuan pengasapan tidak hanya itu,
tetapi lebih ditujukan untuk memperoleh kenampakan tertentu pada produk
asapan dan citarasa asap pada bahan makanan.
Sumber: http://informasisawit.blogspot.com/2012/10/manfaat-dan-kegunaan-cangkang-sawit.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar